Light Novel Jaku-chara Tomozaki-kun Chapter 5 Part 4 Bahasa Indonesia

Translator : Anonim
Editor : Abang Tamfan

Singkatnya, permintaan Izumi Yuzu adalah ini. Sampai sekarang, dia selalu bergaul dengan baik sama Nakamura dan mereka juga sering pulang bareng setelah sekolah. Tapi baru-baru ini, setiap hari sehabis sepulang sekolah, Nakamura selalu ngebawa peralatan game miliknya sendiri ke ruang kelas yang nggak terpakai terus bertanding bareng teman-temannya atau berlatih AtaFami secara online menggunakan Wi-Fi ruang staf. Bahkan kalau dia(Yuzu) pergi ke ruang kelas sepulang sekolah dan ngundang dia buat pulang bareng, dia selalu bilang「Diamlah, jangan ganggu aku」 dan selanjutnya mengabaikannya.

Akibatnya, Izumi Yuzu nawarin dirinya buat bantu dia latihan main ATAFAMI. Namun, baru juga satu pertandingan, dia kalah telak. Karena perbedaan kemampuan yang luar biasa ini, Nakamura bilang ke dia 「Ini sih namanya bukan latihan. Kau ngrepotin aja, jadi bisa nggak kau itu nggak ngikutin aku terus? 」.

「Ah, aku ngerti sekarang.」

Yah jelas aja. Ngelawan seorang gadis rookie yang baru pertama kali main bahkan nggak bisa dianggap sebagai latihan buat Nakamura. Maksudku, bukan berarti pria itu lemah.

「Ya, hmmm,kedengarannya agak berat.」

「…… Ini nggak seperti aku minta pendapatmu!」 Izumi memberitahuku, dengan wajah merah dan suara yang penuh emosi. 「Jadi !? Kamu mau ngajarin aku apa nggak? 」

Gimana ya aku bilangnya, aku pikir karena aku udah ngelihat keadaannya yang kayak begini dia dah nggak bakal lagi peduli ama rasa malunya yang ditunjukkinnya atau pertahanin citranya.

「Yah, aku sih nggak keberatan ……」

「Eh? Kamu mau!? Beneran!?"」

Matanya yang berbinar menatapku tanpa ragu-ragu. Terlalu dekat! Itu mirik kayak Hinami. Kenapa riajuu punya ruang pribadi yang kecil banget. Buat hiriajuu, ini tuh jarak yang mematikan.

「Tapi, Izumi-san, apa kamu punya salinan AtaFami?」

「Eh? aku nggak punya, tapi bisa nggak kita pake punya kamua? Aku punya peralatan buat main game, tau? 」

「…… Err, yah, nggak apa-apa sih tapi」Kalau kita mau ngelakuinnya kek begitu, kita punya masalah besar. 「…… di mana aku harus ngajarin kamu?」

「……!」

Izumi Yuzu membuka lebar matanya dan wajahnya memerah. Hah? Apa-apaan reaksi yang nggak bersalah itu? Itu nggak terduga.

「Huh, aku kira kita nggak punya tempat buat nglakuinnya.」

Yah, itu tuh. Kalau dia punya salinan AtaFami, kita bakal bisa main secara online. Tanpa itu, kita harus nglakuinnya di rumahku atau di rumahnya. Sebagai laki-laki dan perempuan, berduaan di ruang yang sama.

「…… Tapi ……!」 Wajahnya memohon padaku, ke titik di mana aku bisa lihat kalau dia tidak bisa membiarkan kesempatan ini berlalu begitu aja.

「Namun, pergi ke salah satu rumah kita itu agak ......」

「……Tidak apa-apa. aku nggak keberatan.

Dia membuat wajah yang penuh tekad. Dilihat dengan saksama, aku sadar kalau dia itu punya beberapa air mata di matanya. Dia mungkin maksain dirinya. Dengan kata lain, dia sangat benci sendirian bareng aku. Itu menyakitkan.

「…… Maka itu baik-baik saja, tapi ……」 Aku melempar pertanyaan yang ada di pikiranku. 「Mengapa kamu pergi sejauh ini?」

Lalu Izumi Yuzu membuat ekspresi setengah-marah dan terkejut terus melihat ke arahku.

「Ha!? kau bertanya tentang itu !? Tidak bisakah kamu tahu dari apa yang sudah aku katakan !? 」

「Apa yang kamu katakan padaku ......?」

「Apa kamu bodoh !? Kamu bodoh banget sampai bikin aku jijik! 」

Anak-anak hari ini gampang banget bilang jijik.

「Bodoh ……?」 Jadi sesuatu macam itu, huh? 「…… Ah」

「Ha? Apa?

Aku akhirnya paham. Karena terlalu antusias berkat wahyu yang datang padaku ini, aku nggak sengaja biarkan bibirku lepas.

「Jadi Izumi-san suka sama Nakamura!」

Saat aku melihat Izumi Yuzu, wajahnya sangat merah sampai aku bisa lihat uap keluar dari kepalanya.

「Kamu benar-benar menjijikkan. Luar biasa menjijikkan!!」

Dasi dan roknya berkibar saat dia memutar tubuhnya, menyerang diriku dengan tas sekolahnya. Pukulan tepat di wajahku.

「...... Aduh …… Jadi, uhh ……」

「Ah, ma-maaf …… Tapi itu karena Tomozaki mengatakan hal-hal yang aneh! ……Apa kamu baik-baik saja?」

Izumi memiliki ekspresi khawatir saat dia melihat wajahku dari bawah. Wajahnya yang manis dekat sekali diriku, tanpa berpikir aku mengatakan sesuatu seperti 「Aku baik-baik saja, aku baik-baik saja!」 Dengan cara yang aneh tetapi energik.

「Benarkah? ……tapi! Kamu tahu? Aku bener-bener nggak ngerti apa yang terjadi pada Shuuji lagi! Kamu tahu Erika, kan? Dia nyatain perasaannya pada Shuuji dan ditolak. Itu Erika loh, Kamu tahu! Dan terus, dia sering bergaul denganku ...... Kemudian, apa jangan-jangan dia suka padaku? Hal-hal seperti itu ...... aku ...! Maksudku! Arrgh, bukankah normal buat berpikir begitu !? Tapi sekarang dia jadi begini, tiba-tiba bilang hal-hal seperti diam atau jangan ikuti aku…. Ada apa dengan itu! Apa yang kamu pikirkan!?」

「A-apa yang aku pikirkan? Eh, gimana aku harus mengatakannya ya ... Aku bener-bener nggak paham sama yang dia lakuin? 」

「Benarkan!? Dan terus! 」

...... Jangan bimbang diriku. Jangan terpikat padanya. Kalau soal curhat sih, kemungkinan seorang gadis bakal lakuin itu ama siapa pun.

Sambil menekan hidungku yang berdenyut-denyut, aku mulai berpikir. Meskipun Izumi Yuzu terus melampiaskan keluhan pribadinya satu demi satu, tidak ada satu pun dari itu yang masuk ke kepalaku. Ini bakal jadi situasi yang sangat serius. Gadis ini, tanpa melebih-lebihkan, bener-bener seorang riajuu. Cuma fakta kalau dia dekat dengan Nakamura aja berarti level kekuatan riajuu-nya dah bisa dia banggain. Selain itu, wajahnya lucu dan dadanya juga besar. Pergi ke salah satu rumah kita, sendirian, dengan gadis ini? Ada apa sih dengan itu. Ini aneh. Hai, Hinami-san, aku minta maaf aku selalu berbicara tentang dirimu, bisakah kamu beri tahu aku apa yang harus aku lakukan di sini?

「Lalu …… err, kita harus melakukannya di rumah siapa?」

「Err, …… apakah di rumah Tomozaki tidak apa-apa? Punyaku ...... sedikit ..... 」

「Ah, rumahku? …. Apakah tidak boleh kalau dirumah Izumi-san? 」

「Apa, bukankah itu sudah jelas !? ...... Aku tidak bisa njelasin kepada orang tuaku. ……. Maaf. 」

「……Aku mengerti. 」

Meskipun dia mengeraskan suaranya, dia mengikuti dan menjadi sangat menyesal. Sepertinya dia bukan orang jahat.

...... Atau lebih tepatnya, eh? ……Orang tua? ……Ah. Pada saat ini aku menyadari sesuatu yang sangat penting.

「Ah, tunggu! Milikku juga tidak mungkin. Itu harus dirumahmu. 」

「Ha!? Kenapa? Bukankah kamu baru saja bilang kalau itu baik-baik saja !? 」

「Aku tadi bilang begitu tapi ...... Izumi-san, kamu ikut Klub Badminton, kan?」

「Eh? Aku? Yah, aku ikut. 」

「Yah, Apa kamu tahu ada murid tahun pertama bernama Tomozaki juga, kan? Atau lebih tepatnya, bukankah kalian berdua cukup dekat? 」

Itulah kisah yang aku dengar dari waktu ke waktu.

「Eh, un, maksudmu Zakki? Aku tahu dia tapi …… eh? 『Tomozaki』? 」

「Ya. Dia Imoutoku. 」

「…… Ehhhhhh !?」

kamu harusnya nggak terkejut, itulah yang ingin aku katakan sebelum suaraku tenggelam.

「Tunggu sebentar! Kalian berdua beda banget! Terutama kepribadianmu! Ada apa dengan itu! Aku nggak paham! 」

「Aku tahu apa yang kamu maksud. Bahkan aku saja sulit percaya kalau kami itu punya hubungan darah. 」

「Zakki anak yang sangat ceria dan baik, bukan? Dan Tomozaki sangat suram! Eh !? Luar biasa! Itu aneh, kan !? 」

「AHHH! Aku bilang aku mengerti! Jangan bilang kaya gitu! Aku bakal jadi depresi! 」

「…… Ah, maafkan aku」 Dan kemudian Izumi Yuzu, mendapatkan kembali ketenangannya, menyadari masalahnya. 「...... Jadi itu nggak mungkin.」

「……Ya」

Memang. Jauh lebih sulit njelasinnya ke teman-teman dikelas daripada kepada orang tua. Kau bahkan nggak akan tahu harus mulai dari mana.

「Be-berarti …… harus dirumahku ......」

「...... Ya. ...... Mari lakukan」

「BAIK! Terserahlah. Kita akan melakukannya. Datanglah.」

Dia menatapku dengan wajah tenangnya, seolah dia membuat keputusan untuk minum racun. Ya, seorang gadis yang jatuh cinta itu cukup kuat kan. Kalau itu untuk orang yang dicintainya, dia bakal bisa bertahan melewati situasi sesulit apa pun. Tapi, aku ingin mengabaikan fakta kalau aku mengunjungi rumahnya adalah sesuatu yang membutuhkan tekad seperti itu.

「……Apakah begitu?」

「Tapi, apa kamu baik-baik saja dengan itu, Tomozaki?」

Dia mengkonfirmasi diriku. Dia berpikir tentang orang lain lebih dari yang aku pikirkan. Aku kira menolak juga merupakan pilihan.

…… Apa yang harus aku lakukan sekarang? Saat ini, senjata yang bisa aku gunakan buat tingkat tertentu cuma ekspresi wajah, postur, nada suara dan topik percakapan yang sudah aku hafal. Cuma dengan itu, apa mungkin untuk selesaikan Dungeon super-sulit yang bernama 『Rumah Izumi Yuzu』? Nah, kalau kau memikirkannya secara rasional, seharusnya nggak mungkin. Apa yang menunggu cuma kekalahan yang menyedihkan. Maka, nggak ada gunanya. Aku sebaiknya melarikan diri. Melarikan diri. Itu yang selalu aku lakukan. Lari dari musuh yang nggak bisa aku taklukkan, lalu tantang mereka sekali lagi saat sudah siap. Lagi pula, itu metode panduan bermain game.

『Dalam「 Kehidupan 」, Kau akan mendapatkan pengalaman bukan saat dirimu memenangkan pertempuran, tetapi ketika kau kalah dari mereka.』

Flashback lainnya.

Ahh, benar, itu terjadi. Meskipun aku tidak membabi buta mempercayai kata-kata itu, kenyataannya adalah aku sekarang dapat mengadakan 『Percakapan yang normal』 dengan Izumi Yuzu. 'Aku' di masa lalu tidak akan pernah bisa menghadapi situasi seperti ini. Mungkin terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa 『Penyebab』 yang membawa『Hasil』ini adalah naiknya level dari mendapatkan pengalaman ketika aku kalah, tetapi memang benar bahwa itu wajar untuk berpikir seperti itu. Ah, baiklah. Kau nggak perlu beri tahu aku. Aku seorang gamer. Hei, Hinami. Pastikan dirimu melihat ini. Aku akan mencoba untuk mengkonfirmasi apakah 『Penyebab』 benar-benar seperti yang Kau katakan, 『Poin Pengalaman yang Kamu dapatkan ketika kalah』 atau tidak. Untuk itu, aku akan mencoba menderita kekalahan besar. Aku bahkan nggak peduli jika akhirnya aku menangis!
Note: Penyebab = Poin exp saat kalah, Hasil = yang didapat dari Penyebab,



「...... Tidak, tidak apa-apa. Aku akan pergi. 」Aku menenangkan diriku dan mengatakannya dengan tenang.「 Jadi di mana Rumahmu? 」


Izumi Yuzu, entah kenapa, menatapku agak tidak puas.

「...... Tomozaki, mengapa kamu begitu tenang? Tunggu. Apakah kamu pernah pergi ke rumah seorang gadis sebelumnya? 」

「Eh, n ......」 Aku hendak mengatakan tidak, tapi kemudian wajah Hinami muncul di pikiranku. 「Ah, aku kurang lebih sudah.」

「Ha!? Ada apa dengan itu! Meskipun kamu Tomozaki! Bahkan untukku, itu …… 」

Apa yang kau maksud dengan 「Meskipun Kamu Tomozaki!」? Karena aku berbau tidak populer, aku seharusnya tidak memiliki pengalaman mengunjungi rumah seorang gadis. Tapi aku menjadi sangat menjijikkan. Apa itu yang ingin kau katakan? Memang benar bahwa aku tidak populer, tapi aku nggak ada niat buat ngomong pake cara itu. Aku katakan hal ini dengan tepat.

「Nada anehmu sangat menjijikkan, tapi ...... terserahlah, Ayo lakukan.」

「Ah, tunggu, aku harus pergi ngambil AtaFami dulu.」

「Oh ya.」

Aku pulang ke rumah buat ambil AtaFami dan beberapa hal lain sebelum dengan cepat berangkat lagi.

「Ok, Tomozaki. Ayo berangkat.」

Dan seperti itu, aku diundang ke Dungeon yang sangat sulit. Lihatlah, Hinami. Aku akan mengalami kekalahan yang menghancurkan.


Back | TOC | Next
loading...